Asia Pacific Women’s Information Network Center (APWINC) menyelenggarakan kegiatan 2018 UNESCO-UNITWIN ICT and Leadership Advanced Workshop and International Competition di Sookmyung Women’s University, Korea Selatan. Kegiatan yang didanai oleh Kementrian Pendidikan Korea Selatan ini dilaksanakan pada tanggal 10-14 Desember 2018 dan diikuti oleh 39 orang dari tim terpilih di kompetisi sebelumnya, yaitu dari Universitas Gadjah Mada, Life University, Royal University of Phnom Penh, National University of Laos, dan Souphanouvong University. Tim Universitas Gadjah Mada yang bernama Kartini Gama terdiri dari 7 anggota yang berasal dari berbagai fakultas, salah satunya dari Departemen Mikrobiologi Pertanian yaitu @Christina Dwi Kusumaningtyas bersama Teya Titiang Tiana (Fakultas ISIPOL), Rizka Dwi Amalia (Fakultas Geografi) yang tergabung dalam tim ICT dan juga Anisa Dian Larasati (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Hanin Banurukmi (Fakultas Ilmu Budaya), Nurisa Fajri Wijayanti (Fakultas Geografi), dan Linda Oktavianingsih (Fakultas Biologi) dari tim leadership.
Kegiatan pelatihan dan kompetisi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan minat mahasiswi dalam bidang ICT (Information and Communication Technologies) dan Leadership/ Kepemimpian yang merupakan hal penting dalam menghadapi persaingan global saat ini, membangun relasi dan pertemanan dengan mahasiswi-mahasiswi dari negara lain yang berasal dari berbagai displin ilmu serta merasakan langsung budaya dan teknologi di Korea Selatan. Setiap tim diminta menyampaikan gagasan tentang pemberdayaan perempuan yang dapat diterapkan baik di level pemerintahan, sekolah, keluarga, atau bahkan individual dan juga di komunitas lokal maupun international dengan mengunakan ICT. Tim UGM (Kartini Gama) berhasil memenangkan kompetisi dengan mengangkat ide HER (Helper Bracelet for Migrant Workers). HER merupakan rancangan alat yang didesain untuk membantu para domestic migrant workers atau Tenaga Kerja Wanita yang bekerja di sektor domestik yang sangat rentan terhadap tindak kekerasan dan pelecehan. HER terdiri dari scanner dan panic button yang prototype-nya dibuat menggunakan Arduino Kit.
Hal ini terinsipirasi dari banyaknya kasus kematian dan ketidakadilan yang menimpa TKW Indonesia selama mereka bekerja di luar negeri. Tim UGM berharap agar ide dan desain dari alat ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan di negara-negara berkembang yang selaras dengan Sustainable Development Goals nomor 5 tentang Gender Equality dan juga nomor 8 tentang Decent Work and Economic Growth.
“Saya bersyukur bisa terpilih sebagai delegasi Indonesia dalam kegiatan ini dan bisa memberikan hasil yang terbaik bagi Indonesia dan UGM. Saya berharap hasil yang diperoleh tim UGM (Kartini Gama) bisa menginspirasi mahasiswi lain untuk turut serta mengharumkan nama Indonesia dan UGM di tingkat Internasional. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan skill di bidang ICT dan tentunya memperluas networking dan pengalaman saya di bidang pemberdayaan perempuan. Semoga kita semua bisa ikut turut berperan aktif dalam mewujudkan Gender Equality dalam rangka Women Empowerment.” tutur mahasiswi dari departemen Mikrobiologi Pertanian ini.
Selamat ya Tyas! Proud of you