Kuliah Kerja Nyata atau lebih sering disingkat sebagai KKN merupakan wadah mahasiswa untuk menumbuhkembangkan rasa empati terhadap permasalahan yang ada di masyarakat sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah untuk membantu permasalahan di masyarakat tersebut. UGM sangat dikenal dengan kesuksesannya di bidang pengabdian masyarakat, salah satunya melalui kegiatan KKN. Pada periode kedua tahun ini, KKN dilaksanakan mulai 29 Juni hingga 18 Agustus 2019.
Tak ketinggalan mahasiswa Mikrobiologi Pertanianpun melaksanakan KKN di periode ini yaitu sebanyak 24 mahasiswa ke berbagai daerah pelosok di Indonesia seperti Sumatera Utara, Yogyakarta, Bali, Gorontalo, Selatan Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan Maluku Utara, dan Papua Barat. UGM sendiri mengirim mahasiswa KKN dari Sabang hingga merauke setiap tahunnya.
Hanindita Rahayu, mahasiswa Mikrobiologi Pertanian memilih Desa Tanjung Karang dan Desa Sei Manurung, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Manukan, Provinsi Kalimantan Utara sebagai tempat pelaksanaan pengabdian KKN. Tema yang diusung tim Hanindita yang terdiri dari 30 mahasiswa adalah “Pemupukan Jiwa Nasionalisme Serta Penguatan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Dalam Rangka Memajukan Infrastruktur Kecamatan Sebatik, Kabupaten Manukan, Provinsi Kalimantan Utara”. Di lokasi KKN Hanindita, kebutuhan air sehari-hari berasal dari tadah hujan, beberapa warga mengambil dari sumur dikarenakan lapisan tanah yang berbeda-beda. Hal inilah yang menggugah Tim KKN untuk membuat sistem pemanenan air hujan yang diawali dengan sosialisasi dan pemasangan filter air yang bertujuan untuk menjernihkan dan meningkatkan kualitas air bersih.
Selain program pemanenan air, karena banyak warga yang bekerja di bidang pertanian, perikanan, dan perkebunan maka Hanindita dan tim juga mengadakan sosialisasi Desa Apps sebagai sarana konsultasi antar pelaku pertanian. Desa Apps merupakan platform digital di bidang pertanian yang dikembangkan oleh Fakultas Pertanian UGM.
Bagi Hanindita, pengalaman KKN-PPM dirasakan banyak manfaatnya, selain karena dipertemukan dengan orang-orang hebat, Hanin merasa bersyukur bisa menjalani sisi lain kehidupan yang berada di perbatasan. Setelah dari tempat KKN membuat rasa bersyukur semakin bertambah.
Dalam wawancara singkat dengan Hanin, dia menyampaikan pesan untuk teman-teman Mikrobiologi Pertanian yang akan melaksanakan KKN-PPM selanjutnya, “Mengabdilah, rasakan kehidupan lain dari Sabang – Merauke. Cinta terdalam tidaklah menghasratkan pengorbanan tetapi pengabdian. Mengabdilah sebagai rasa bersyukurmu terhadap Dzat yang telah menciptakanmu. Semangat mengabdi!”.
(Arina Permatasari/Desi Utami)