Tiga mahasiswa Mikrobiologi dari angkatan 2019, mendapat kesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar melalui program AIMS atau ASEAN International Mobility Students Program. Robertus Hudy Utomo atau biasa dipanggil Hudy, merupakan salah satu mahasiswa Mikrobiologi Pertanian yang mengikuti pertukaran pelajar di salah satu universitas ternama di negeri K-Pop, tepatnya di Gyeongsang National University. Pilihan universitas ini diambil Hudy dengan alasan ingin meningkatkan kompetensi diri karena sebelumnya telah mengikuti program yang sama di Negeri Matahari, Jepang, tepatnya di Ibaraki University. Tidak hanya itu, menurutnya Korea Selatan mampu memberikan peluang besar untuk mahasiswa luar negeri yang bisa berkontribusi di negara mereka. Setelah lulus dari kuliah sarjananya, Hudy berharap bisa melanjutkan kuliah disana dengan berbekal pengalaman yang telah didapat dari pertukaran pelajar ini.
Mahasiswa lainnya yang mendapat kesempatan untuk pertukaran pelajar adalah Melodia Rezadhini, atau yang akrab dikenal sebagai Melo. Melo mengikuti program pertukaran pelajar (study abroad) di salah satu universitas ternama di Negeri Matahari Terbit atau lebih tepatnya di Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT) yang fokus dalam mempelajari pertanian dan teknik mesinnya. Jangka waktu Melo untuk mengikuti program ini kurang lebih selama 4 bulan, dimulai dari 11 September 2022 sampai 16 Desember 2022. Memilih TUAT sebagai tempat study abroad-nya, Melo berharap kesempatan untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri akan lebih terbuka, serta memperkaya pengalaman di luar negeri.
Mahasiswa terakhir yang mendapat kesempatan untuk pertukaran pelajar adalah Pradipta Guntur Putra atau akrab dipanggil dengan Dipta, yang mendapat kesempatan untuk mengikuti program pertukaran pelajar ke Universitas Ibaraki Jepang. Dengan mengikuti program ini Dipta berharap dapat digunakan sebagai batu pijakan mewujudkan impiannya untuk bekerja dan hidup di Jepang. Universitas Ibaraki sendiri dipilihnya karena program yang ditawarkan sejalan dengan masa studi yang sedang dia jalani. Program yang ditawarkan merupakan research base program yang sudah memiliki topik utama, Dipta yang merupakan mahasiswa tingkat akhir yang sebentar lagi akan melakukan penelitian sebagai syarat kelulusan merasa cocok dan tertarik untuk mengikuti program tersebut. Selain itu, adanya informasi dari kakak tingkat yang sudah pernah mengikuti program yang serupa yang bertempat di universitas dan bersama Profesor yang sama semakin menarik minat Dipta untuk mengikuti program tersebut.
Ketika mengikuti program study abroad yang diadakan oleh AIMS terdapat serangkaian proses seleksi yang harus diikuti. Pada seleksi tahap pertama terdapat seleksi berkas, seperti portofolio, cv, transkrip nilai yang telah diterjemahkan oleh akademik, TOEFL minimal 500 ataupun IELTS yang dapat dipersiapkan dari jauh hari karena masa berlakunya kurang lebih 6 bulan, surat izin yang harus ditandatangani DPA dan orang tua, motivation letter, serta statement letter. Mula-mula, pemberkasan dilakukan untuk menyeleksi berkas-berkas seperti motivation letter. Setelah lolos pemberkasan, dilakukan wawancara yang diuji oleh dosen atau penanggung jawab AIMS Fakultas Pertanian UGM tahun ini, antara lain Bu Arini Wahyu Utami, Ph.D. dari Departemen Sosial Ekonomi, Pak Nur Akbar Arofatullah, S.P., M.Biotech., Ph.D. dari Departemen Mikrobiologi Pertanian, dan Miss Ni Nyoman Indriyani dari Sekretariat Fakultas Pertanian. Setelah lolos proses pemberkasan dan wawancara, akhirnya dipilih beberapa orang untuk mengikuti study abroad. Orang-orang yang terpilih harus mengurus administratif untuk keberangkatan, misalnya vaksin, VISA untuk paspor, dan formulir-formulir lainnya.
Adapun tips yang diberikan oleh Hudy, Melo dan Dipta untuk teman-teman yang ingin melakukan pertukaran pelajar. Tips yang pertama adalah percaya pada diri sendiri. Dengan kepercayaan terhadap diri sendiri maka dalam melakukan segala tantangan ke depannya akan lebih mudah karena rasa percaya pada diri sendiri tersebut. Tips yang kedua adalah jangan takut mencoba ketika kesempatan datang. Kesempatan yang datang mungkin tidak datang dua kali. Oleh karena itu, harus berani untuk mengambil kesempatan yang ada. Ketiga adalah tentang penguasaan Bahasa asing terutama Bahasa Inggris sebagai Bahasa internasional untuk berinteraksi dalam melakukan pembelajaran dalam pertukaran pelajar yang ingin diikuti. Ketiga adalah memperbanyak portofolio, kemampuan, indeks prestasi kumulatif kegiatan non-akademik yang dapat diraih sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan hal-hal tersebut dapat digunakan untuk membuat motivation letter yang mampu menjelaskan siapa diri kita dan kemampuan yang dimiliki diri. Dan yang terakhir adalah meningkatkan wawasan dengan membaca atapun menonton video yang mampu memahami dan memperluas informasi di dunia internasional. Hudy, Melo, dan Dipta juga menambahkan tips yang penting yaitu mempersiapkan semua dengan matang dari jauh-jauh hari dengan cara mencari informasi, bertanya kepada kakak tingkat dan teman yang sudah pernah mengikuti study abroad dan memiliki pengalaman dalam mengikuti program serupa serta bertanya kepada dosen.
Penulis : Biro Pemerhati