Tim Savoir yang diketuai oleh Cokorda Keigoputra Pemayun serta beranggotakan Rania dan Sausan Syadzafie Shafar meraih Juara III (2nd runner up) setelah bersaing dengan 27 karya dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan mancanegara dengan judul esai “SEAWATER TREATMENT UTILIZING GENRALITE (Genetically Engineered Bacteria Based Bioreactor Integrated with Layered Filtration System)” pada Saraswati International Competition Essay Competition (SIC) yang diselenggarakan oleh Mahasaraswati University, Denpasar dalam Student Scientific Week (PILLAR) X. Pengumuman peraih juara SIC diadakan pada tanggal 6 Februari 2023 lalu. Esai ini mengangkat isu ocean health beserta kaitannya dengan water scarcity sebagai hal yang esensial bagi kelangsungan makhluk hidup. Tim Savoir menyajikan suatu inovasi bioreaktor untuk mengelola air laut sebagai sumber air konsumsi dengan berbagai filter yang diintegrasi secara teknis.
Esai ini dibuat dengan maksud menyajikan suatu ide inovasi terhadap pengelolaan air laut sebagai sumber konsumsi, baik domestik, industri, ataupun pertanian dan peternakan. Ide inovasi ini berawal dari keprihatinan terhadap kualitas air yang dikonsumsi masyarakat di Indonesia yang masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Dalam skala yang lebih besar, terdapat masalah kelangkaan air, apalagi kelangkaan akses terhadap air yang berkualitas, untuk dikonsumsi di berbagai negara hingga adanya masalah kekeringan, kelaparan, dan wabah. Padahal, seperti yang kita ketahui, laut memiliki sumber daya yang potensial untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan tujuan memenuhi kebutuhan global akan air. Ketersediaan air laut yang tinggi dan konstan serta mempertimbangkan bahwa laut sendiri menutupi sebagian besar permukaan bumi, laut dianggap lebih mudah untuk dijangkau atau diakses berbagai kalangan. Disamping salinitas, bioreaktor yang dirancang oleh Tim Savoir ini memfasilitasi sistem filtrasi terintegrasi untuk memurnikan air dari polutan termasuk plastik. Plastik merupakan sampah terbesar yang dibuang ke laut dan terfragmentasi menjadi mikroplastik yang tidak hanya berbahaya bagi biota laut tetapi juga manusia. Mikroplastik yang terkandung di dalam air laut diproses mengadopsi temuan enzim mikrobia dari spesies Ideonella sakaiensis yang dapat mendegradasi plastik. Namun, perbedaannya dengan temuan yang sudah ada yakni enzim tersebut dihasilkan dari bakteri Eschericia coli yang dimodifikasi secara genetik. Gen penghasil enzim pendegradasi plastik milik Ideonella sakaiensis dimasukkan ke dalam plasmid Escherichia coli. Setelah plastik didegradasi oleh enzim dari mikrobia tersebut, air melalui tahap pemurnian dari mikrobia dengan memanfaatkan sinar ultraviolet, sehingga resiko kontaminasi air oleh mikrobia menjadi rendah sesuai dengan standar kualitas air untuk konsumsi.
Esai ini dinilai sebagai langkah awal dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor tiga, enam, dan empat belas. Tujuan tersebut yakni secara berturut-turut adalah Good Health and Well-being (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan), Clean Water and Sanitation (Akses Air Bersih dan Sanitasi), serta Life Below Water (Menjaga Ekosistem Laut). Tim Savoir berharap bahwa ide ini dapat membawa inovasi lebih lanjut yang memberikan perhatian terhadap kelestarian lingkungan dan kelangsungan peradaban.