Salah satu mahasiswa mikrobiologi, Desi Rahayu, baru saja mendapat kesempatan untuk mengikuti seminar mahasiswa international di Ibaraki, Jepang yang ke-12. Dalam seminar tersebut, dia mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul “Jamur Mikoriza Arbuskular Indigenus dalam Rizosfer Tanaman Kelapa Sawit di Kalimantan dan Sumatera, Indonesia. Selain presentasi, Desi juga mengikuti kuliah umum, praktikum di laboratorium, dan juga belajar kebudayaan Jepang. “Ini adalah pengalaman musim dingin pertama, sangat dingin, tetapi karena saya bertemu banyak teman baru, juga menikmati makanan jepang yang enak, saya merasa sangat senang berada di sana, terima kasih Jepang” kata mahasiswa S1 yang sedang menyusun skripsi tersebut.
Pelatihan Mikoriza untuk Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah di Laboratorium Mikrobiologi Pertanian, FPN, UGM dilaksanakan pada tanggal 21-23 Maret 2017.
Pada September 2016 – Maret 2017 yang lalu, Kesima Bening Pagi, mahasiswa angkatan 2013 mengikuti pertukaran pelajar STEP-YU di Yamagata University, Jepang. Dia berkesempatan melakukan penelitian dan mengikuti kuliah bersama mahasiswa Jepang. Penelitiannya mengenai Effect of mud snail, Cipangopaludina chinensis laeta, on aquatic-plants and algae. Walaupun penelitiannya tidak terkait langsung dengan mikrobiologi, namun bisa mendapatkan pengalaman hidup di Jepang tanpa biaya dari orang tua, mengerti semangat kerja keras yang ditanamkan di Jepang, membuat Bening termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
I Komang, mahasiswa Mikrobiologi dari angkatan 2015 menerima hibah dalam Program Hibah Bina Desa (PHBD) dari Kemenristekdikti. Bersama 11 anggota timnya yang merupakan gabungan dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik yaitu Yofrizal Alfi, Fikri Muhammad, Yulisyah Putri Daulay, Verna Ardhi Hapsari, Putu Sri Ronita Dewi, Icha Ludyawati, Rischa Agustina, Fathurrahman Setiawan, Fajar Sina M, Karina Dita, I Komang Adi W, dan M. Pradipta Natriasukma. Judul kegiatan yang mereka ajukan yaitu “Co-Craft” Program Pemberdayaan Warga Dusun Plampang 1 Sebagai Sarana Peningkatan Perekonomian Melalui Kreasi Pengolahan Limbah Coconut Coir Menjadi Coconut Craft Khas Kulon Progo”. Ide pengolahan limbah sabut kelapa bermula dari keprihatinan mereka akan permasalahan yang terjadi di di Dusun Plampang 1 Desa Kalirejo, kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Daerah ini memiliki potensi kelapa yang melimpah, termasuk sabut kelapa, tetapi limbah kelapa ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat setempat.
Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start writing!