Salah satu mahasiswa Mikrobiologi Pertanian angkatan 2021, Erina Tika Febiyanti yang biasa disapa Erina baru saja menjalankan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) periode 2 tahun 2024 di Dusun Badat Lama, Desa Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Kegiatan KKN ini merupakan salah satu mata kuliah wajib yang memberi peluang bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan disiplin ilmunya secara langsung dalam membantu persoalan yang timbul di masyarakat. Menurut Erina, program KKN ini mendorong mahasiswa untuk memperluas sudut pandang, berdinamika bersama masyarakat untuk mengobservasi kendala yang ada dan menyelesaikan kendala tersebut dengan memberdayakan masyarakat setempat. Erina merasa waktu 50 hari untuk melaksanakan pengabdian tidaklah cukup untuk benar-benar menyelesaikan semua persoalan yang ada, namun hal tersebut cukup untuk memulai perubahan yang positif, baik bagi dirinya sebagai mahasiswa dan juga bagi masyarakat untuk dapat lebih berdaya dalam meningkatkan kesejahteraannya.
Dusun Badat Lama tempat Erina melaksanakan pengabdian terletak di pelosok hutan Kalimantan Barat, berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Akses jalan menuju lokasi yang sangat ekstrim tidak menyurutkan semangat Erina untuk melakukan pengabdian di tempat ini. Mayoritas penduduk di Dusun Badat Lama adalah petani, dan mereka mengelola lahan yang luas. Namun karena lokasi yang terpencil, penyuluhan pertanian belum menjangkau tempat ini, akses untuk mendapatkan pupuk dan pestisida juga sulit. Sinyal internet dan listrik pun sangat terbatas, sehingga mempersulit masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan pertanian dari internet.
Berdasarkan kondisi tersebut, sebagai seorang mahasiswa pertanian, Erina telah menetapkan fokus program kerja pada penerapan pengetahuan teknik-teknik pertanian dalam meningkatkan produktivitas pertanian, dimulai dari penyuluhan cara budidaya tanaman hingga pembuatan pupuk organik cair dan pestisida nabati. Erina berharap, program kerja yang dia bawa dapat membantu masyarakat meningkatkan produktivitas pertaniannya. “Kami saling belajar. Saya sering ikut masyarakat pergi ke ladang untuk belajar praktik-praktik pertanian. Sebagai timbal baliknya, saya juga membagikan sedikit pengetahuan dan teori-teori pertanian yang saya pelajari di perkuliahan kepada masyarakat melalui penyuluhan dan diskusi”, jelas Erina.
Erina sadar bahwa kesuksesan program-program ini tidak dapat tercapai jika tanpa dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat di sekitar. Melalui kegiatan pengabdian ini, nilai yang paling penting untuk dipetik menurut Erina yaitu perbedaan suku, ras, dan budaya antara mahasiswa dengan masyarakat tidak menghalangi semangat untuk berkolaborasi, namun justru memperluas sudut pandang ketika berdiskusi dalam menemukan solusi dari masalah yang ditemui, dengan tetap mengutamakan kearifan lokal.
Sinergi ini menjadi bukti kuat untuk mencapai tujuan SDG 1: No Poverty, SDG 2: Zero Hunger, SDG 8: Decent Work and Economic Growth, dan SDG 11: Sustinable Cities and Communities.
Penulis: Erina Tika Febiyanti