Yamagata University, Jepang, menjadi tempat pertukaran pelajar bagi Hafsah Dwi Nur Haliza, mahasiswa Mikrobiologi Pertanian UGM angkatan 2021. Akrab disapa Lisa, ia berkesempatan mengikuti program Japan Student Services Organization (JASSO) selama satu tahun. Melalui program JASSO, Lisa merasakan pengalaman berharga di negeri orang.
Kehidupan yang sangat berbeda di tanah rantau menjadi gegar budaya pada awal kedatangan Lisa di Jepang. Seiring waktu, berbagai penyesuaian membuatnya mampu mengikuti ritme kehidupan di sini. Lingkungan baru membuka wawasan Lisa lebih luas, terutama dari sisi akademik maupun budaya setempat.
Ranah akademik program JASSO di Yamagata University difokuskan pada riset “The education and research leader upbringing program to environment preservation through Agri-Food Linkage”. Lisa melakukan penelitian di Laboratorium Nutrisi Tanaman dan Ilmu Tanah (Plant Nutrition and Soil Science) di bawah bimbingan Prof. Dr. Keitaro Tawaraya. Fokus utama risetnya yaitu jamur arbuskular mikoriza dan interaksinya dengan tanaman inang. Melalui eksperimen-eksperimen di laboratorium dan rumah kaca, Lisa mempelajari peran arbuskular mikoriza dalam mentransfer nitrogen antar spesies tanaman. Tak hanya eksperimen, rangkaian seminar juga diikuti Lisa sebagai kewajiban dari lab tersebut. Seminar diikuti setiap pekan untuk mendiskusikan jurnal penelitian terbaru dengan topik terkait tanaman, mikroba, maupun tanah.
Selain kegiatan akademik, Lisa juga mengenal lebih dekat dengan budaya Jepang. Pada setiap musim terdapat festival lokal untuk memperingati perayaan tertentu. Hanami misalnya, festival musim semi yang ditujukan untuk menikmati keindahan bunga sakura. Festival ini banyak menarik perhatian publik, termasuk turis mancanegara. Ratusan orang berkumpul di taman, duduk di bawah pohon sakura sembari menikmati kudapan ringan.
Berbagai pengalaman akademik maupun budaya yang Lisa jalani meninggalkan kesan mendalam. Setahun pengalaman di Jepang tak akan cukup dituangkan dalam tulisan. Jejaring dengan mahasiswa internasional serta nilai-nilai filosofis Jepang merupakan sesuatu berharga yang banyak mengubah pandangan Lisa, bahwa dunia itu luas dan jangan takut untuk bermimpi.
Sinergi ini mampu mencapai SDG 4 (Quality Education) dan SDG 17 (Partnerships for the Goals).