Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) kembali melaksanakan program pengabdian masyarakat dengan mengusung inovasi pemanfaatan fermentasi duckweed (Lemna sp.) sebagai pakan ikan dan ternak. Kegiatan ini diselenggarakan di Yayasan Yatim Piatu Al-Dzikro, Imogiri, Bantul, sebagai upaya mendukung kemandirian pangan sekaligus mendorong usaha ekonomi produktif di lingkungan panti asuhan.
Duckweed atau kiambang merupakan tumbuhan air berprotein tinggi yang berpotensi besar menjadi bahan pakan alternatif. Melalui proses fermentasi, kandungan gizi duckweed dapat ditingkatkan dan daya cernanya diperbaiki, sehingga tidak hanya menurunkan biaya produksi pakan, tetapi juga membuka peluang usaha baru berbasis sumber daya lokal.
Program pengabdian ini dipimpin oleh Desi Utami, S.P., M.Env.Sc., Ph.D. dan melibatkan dosen lintas departemen, yaitu: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., Prof. Ir. Donny Widianto, Ph.D., Prof. Ir. Irfan D. Prijambada, M.Eng., Ph.D., Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi., Susanti Mugi Lestari, S.P., M.Si., Ph.D.
Selain dosen, kegiatan ini juga mendapat dukungan dari mahasiswa S1 dan S2, di antaranya Ihza Farras Faadhilah, S.Pi., Samsuri Djamal, S.Pi., Dita Sari Alfiawati Husni, S.Pi., Padia Desi Rahmawati, Nasywa Atha’ala, dan Leila Keumala R. yang terlibat aktif dalam praktik pembuatan pakan fermentasi, pendampingan teknis, serta dokumentasi kegiatan.
Sejak dimulai pada 26 Juli 2025, serangkaian kegiatan telah dilaksanakan, meliputi pelatihan fermentasi sederhana dengan pemanfaatan inokulum mikroba, proses pengeringan, hingga formulasi pakan berbasis duckweed. Peserta juga diberi pemahaman tentang pentingnya komunikasi, tanggung jawab, dan kerja sama dalam mengembangkan usaha produktif di bidang pertanian dan perikanan.

Ketua tim pengabdian, Desi Utami, S.P., M.Env.Sc., Ph.D., menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya berfokus pada solusi teknis, tetapi juga membangun semangat kemandirian. “Kami berharap ilmu yang dibagikan dapat diterapkan secara konsisten sehingga menjadi bekal bagi yayasan dalam mengembangkan unit usaha produktif yang bermanfaat bagi anak-anak dan masyarakat sekitar,” ujarnya.
Program ini juga membawa nilai edukatif. Anak-anak panti asuhan tidak hanya diajak mengenal dan membudidayakan duckweed, tetapi juga diperkenalkan dengan dunia kampus melalui cerita, pengalaman, dan interaksi bersama mahasiswa UGM. Diharapkan kegiatan ini mampu menumbuhkan motivasi belajar serta semangat untuk melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Dengan inovasi fermentasi duckweed, Yayasan Al-Dzikro diharapkan dapat mengembangkan usaha perikanan dan peternakan kecil yang lebih efisien, berdaya saing, serta berkelanjutan. Selain meningkatkan kemandirian pangan, program ini juga memperkuat semangat wirausaha, rasa percaya diri, dan kepedulian sosial anak-anak panti asuhan.
Melalui kolaborasi kuat antara dosen, peneliti, dan mahasiswa, kegiatan pengabdian masyarakat ini menegaskan komitmen UGM dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya: SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 2: Tanpa Kelaparan (Zero Hunger), SDG 4: Pendidikan Berkualitas (Quality Education), SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work and Economic Growth), SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan